FILSAFAT DAKWAH DAN PENDIDIKAN ISLAM

 Pada hari rabu tanggal 04 Desember 2024, mahasiswa semester 3 dari program studi manajemen dakwah fakultas dakwah dan ilmu komunikasi universitas syarif hidayatullah jakarta. yang terdiri dari 4 kelas yaitu dari kelas MD 3A, MD 3B, MD 3C, MD 3D, melaksanakan kegiatan perkuliahan di teater lantai 6 gedung fakultas dakwah dan ilmu komunikasi. Yakni belajar mengenai mata kuliah Filsafat Dakwah, yang diajarkan oleh Bapak Drs. Study Rizal LK, M. selaku dosen pengampu mata kuliah filsafat dakwah dan materi yang dipaparkan oleh kelompok 5 dari masing - masing kelas, mengenai sub bab materi yang dibahas yaitu:

Filsafat Dakwah dan Pendidikan Islam

A. Integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam

B. Peran dakwah dalam pembentukan kurikulum pendidikan dan metodologi pengajaran.

Tanggapan mengenai pembahasan yang dibahas:


A. Integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan islam

Integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam merupakan langkah strategis yang dapat memperkaya pemahaman dan praktik dakwah di kalangan generasi muda. Filsafat dakwah tidak hanya mengajarkan cara menyampaikan pesan agama, tetapi juga membekali siswa dengan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip moral, etika, dan nilai-nilai Islam yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengintegrasikan filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam, kita dapat membentuk individu yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan tersebut dengan cara yang bijaksana, relevan, dan kontekstual sesuai dengan perkembangan zaman. Integrasi ini sangat penting karena dapat membangun karakter yang kuat, yang tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga membentuk sikap sosial yang peduli terhadap orang lain, keadilan, dan kesejahteraan bersama. Dengan kurikulum yang menggabungkan filsafat dakwah, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teori, tetapi juga dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui pendekatan dakwah yang inklusif, damai, dan bermartabat.

integrasi ini akan mempersiapkan para generasi penerus untuk menghadapi tantangan sosial, politik, dan budaya dengan landasan pemikiran yang kuat, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam membangun tatanan masyarakat yang lebih baik. Dengan demikian, filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam bukan hanya sekadar teori, tetapi menjadi panduan hidup yang mampu membentuk insan yang berkepribadian mulia dan berkontribusi positif bagi umat dan bangsa.

Mengapa integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam penting?

Integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam sangat penting karena tidak hanya berfokus pada penguasaan pengetahuan agama, tetapi juga membentuk karakter siswa dengan sikap moral dan etika yang luhur. Pendidikan yang menggabungkan nilai-nilai dakwah mampu melahirkan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan komitmen terhadap keadilan. Dengan pemahaman dakwah yang mendalam, siswa diajarkan untuk tidak hanya menyampaikan pesan agama, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari melalui tindakan yang membangun masyarakat. Mereka dilatih untuk menjadi agen perubahan yang dapat memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang sosial, politik, maupun ekonomi. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan tatanan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis, di mana nilai-nilai moral dan keadilan sosial menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan dan tindakan. Integrasi ini juga memberikan harapan untuk menciptakan generasi yang mampu menjaga keseimbangan antara ilmu dan akhlak, serta membawa dampak positif bagi kemajuan umat dan bangsa.

Siapa yang terlibat dalam integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam?

Pihak-pihak yang terlibat dalam integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam mencakup berbagai elemen yang saling mendukung dan bekerja sama dengan tujuan yang sama, yaitu menciptakan pendidikan yang holistik dan mendalam. Para pembuat kebijakan pendidikan memainkan peran utama dalam merumuskan regulasi dan kebijakan yang mendukung penyertaan filsafat dakwah dalam kurikulum. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa konsep dakwah yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan etika Islam dapat diterapkan secara sistematis dalam pendidikan.

para ahli dakwah dan filsafat Islam berperan dalam memberikan kajian-kajian mendalam tentang bagaimana filsafat dakwah dapat disesuaikan dengan konteks pendidikan masa kini. Mereka membantu merumuskan prinsip-prinsip dasar dakwah yang bisa diterapkan dalam kurikulum dan mengembangkan metode pengajaran yang efektif. Melalui kerjasama ini, tercipta kurikulum yang bukan hanya berbasis pada teori, tetapi juga praktis dan relevan dengan tantangan dunia modern. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa filsafat dakwah yang diajarkan tidak hanya memperkuat pengetahuan agama siswa, tetapi juga membentuk karakter mereka agar mampu menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berbudi pekerti luhur.

Bagaimana cara mengintegrasikan filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam?

Cara mengintegrasikan filsafat dakwah dapat dilakukan dengan menyusun materi pembelajaran yang menggabungkan konsep-konsep dakwah, seperti nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kepedulian sosial, dalam setiap mata pelajaran yang relevan. Selain itu, pengajaran dapat mencakup metode dakwah yang bijaksana dan inklusif serta menekankan pentingnya sikap damai dan beradab dalam menyampaikan pesan agama. Pengintegrasian filsafat dakwah yang demikian akan mempersiapkan siswa untuk tidak hanya menjadi individu yang berilmu, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kemampuan untuk menyampaikan pesan agama dengan cara yang relevan dan sesuai dengan kondisi sosial masyarakat. Dengan pendekatan yang inklusif dan berfokus pada nilai-nilai moral, dakwah menjadi lebih dari sekadar ajakan agama, tetapi juga sebuah sarana untuk menciptakan perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan.


B. Peran dakwah dalam pembentukan kurikulum pendidikan dan metodologi pengajaran.

Peran dakwah dalam pembentukan kurikulum pendidikan dan metodologi pengajaran sangat signifikan, karena dakwah tidak hanya menyampaikan pesan agama, tetapi juga membentuk karakter dan nilai moral yang kuat bagi siswa. Dalam konteks pendidikan, dakwah dapat menjadi landasan untuk mengembangkan kurikulum yang holistik, yang tidak hanya mengutamakan aspek akademis, tetapi juga memperhatikan pembentukan akhlak, kepribadian, dan kepedulian sosial peserta didik.

Dalam pembentukan kurikulum, dakwah berperan sebagai dasar untuk merancang materi pembelajaran yang mencakup nilai-nilai etika, moralitas, keadilan, dan kepedulian sosial. Kurikulum yang berlandaskan pada dakwah akan mengajarkan siswa untuk tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga memahami cara hidup yang mencerminkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam mata pelajaran sosial, siswa diajarkan tentang pentingnya keadilan sosial, kesetaraan, dan kepedulian terhadap sesama—semua ini merupakan pesan-pesan dakwah yang sangat relevan untuk diterapkan dalam konteks sosial saat ini.

Di sisi metodologi pengajaran, dakwah berperan dalam menentukan pendekatan yang digunakan oleh para pendidik. Pendekatan yang bijaksana, inklusif, dan penuh kasih sayang harus diutamakan dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada siswa. Dakwah mengajarkan cara yang santun dan damai dalam berinteraksi dengan orang lain, yang juga harus tercermin dalam cara guru mengajar dan berkomunikasi dengan siswa. Dengan menggunakan metode dakwah yang baik, pengajaran menjadi lebih dari sekadar transfer ilmu, tetapi juga sebuah proses untuk membentuk karakter siswa agar mereka menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur, peduli terhadap sesama, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.


Mengapa penting untuk mengintegrasikan dakwah dalam kurikulum pendidikan dan metodologi pengajaran?

Integrasi dakwah dalam pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa, yang tidak hanya terbatas pada penguasaan pengetahuan agama, tetapi juga pada pembentukan sikap moral dan sosial yang kuat. Melalui pendekatan dakwah, siswa diajarkan untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi keadilan, kesetaraan, empati, dan kepedulian terhadap sesama. Dakwah menjadi panduan yang tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menginspirasi tindakan nyata dalam menyampaikan pesan agama dengan cara yang damai, inklusif, dan relevan dengan dinamika sosial yang ada. siswa tidak hanya dilatih untuk menjadi individu yang berilmu, tetapi juga menjadi pribadi yang mampu berperan aktif dalam masyarakat dengan sikap yang penuh kasih sayang, toleransi, dan rasa tanggung jawab. Melalui kurikulum yang mengintegrasikan filsafat dakwah, mereka dilatih untuk menjadi agen perubahan yang dapat mengatasi berbagai tantangan sosial dengan cara-cara yang konstruktif dan beradab. Selain itu, mereka akan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan mereka dengan nilai-nilai positif, yang pada akhirnya dapat mewujudkan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis.

Siapa yang terlibat dalam integrasi dakwah dalam kurikulum pendidikan dan metodologi pengajaran?

Pihak-pihak yang terlibat dalam integrasi dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam terdiri dari berbagai elemen yang saling mendukung dan bekerja sama dengan tujuan yang sama, yaitu menciptakan sistem pendidikan yang holistik dan berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Para pembuat kebijakan pendidikan, sebagai pengambil keputusan utama, memiliki peran penting dalam merumuskan kebijakan yang memungkinkan integrasi dakwah dalam pendidikan. Mereka bertanggung jawab untuk menetapkan regulasi yang mengarah pada penyusunan kurikulum yang tidak hanya mencakup pengetahuan akademis, tetapi juga nilai moral dan etika yang bersumber dari dakwah. Pengelola lembaga pendidikan Islam, seperti pimpinan sekolah, pondok pesantren, atau universitas, berperan dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut di tingkat praktis. Mereka bekerja untuk memastikan bahwa setiap aspek dari kurikulum yang diajarkan sesuai dengan nilai-nilai dakwah yang ingin disampaikan, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan karakter siswa secara menyeluruh. Guru, sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan, memiliki tanggung jawab besar dalam menyampaikan materi dakwah dengan cara yang menarik, relevan, dan mudah dipahami oleh siswa. Mereka harus mampu mengajarkan tidak hanya ilmu agama, tetapi juga cara hidup yang mencerminkan prinsip-prinsip dakwah dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana cara mengintegrasikan dakwah dalam kurikulum pendidikan dan metodologi pengajaran?

Cara mengintegrasikan dakwah dalam pendidikan dapat dilakukan dengan menyusun materi pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama, tetapi juga memasukkan nilai-nilai universal yang terkandung dalam ajaran Islam, seperti keadilan, kesetaraan, dan kepedulian sosial, ke dalam berbagai mata pelajaran. Nilai-nilai ini harus disampaikan dalam konteks yang relevan dengan kehidupan siswa, sehingga mereka dapat memahami pentingnya penerapan prinsip-prinsip ini dalam berbagai aspek kehidupan mereka, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Misalnya, dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, siswa dapat diajarkan tentang pentingnya keadilan sosial dan distribusi sumber daya yang merata, serta bagaimana nilai-nilai tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan kesejahteraan bersama.

pengajaran dakwah tidak hanya cukup disampaikan melalui materi, tetapi juga harus diterapkan dalam pendekatan pengajaran yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Pendekatan ini harus melibatkan pemahaman yang mendalam tentang situasi sosial dan emosional siswa, serta memberikan ruang bagi mereka untuk bertanya dan berdiskusi secara terbuka. Guru sebagai penyampai dakwah harus menunjukkan sikap damai, adil, dan beradab dalam setiap interaksi dengan siswa, dengan menekankan pentingnya toleransi, saling menghargai, dan berdamai dengan perbedaan.

Integrasi filsafat dakwah dalam kurikulum pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter dan moral yang kuat. Dengan menggabungkan nilai-nilai dakwah yang mengedepankan keadilan, kepedulian sosial, dan etika yang baik, pendidikan Islam dapat menghasilkan individu-individu yang tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan dakwah yang bijaksana, damai, dan inklusif, siswa diajarkan untuk tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk hidup harmonis dengan sesama, menjaga kesejahteraan sosial, serta berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Integrasi filsafat dakwah ini juga memberikan dasar yang kokoh bagi guru, pembuat kebijakan, dan lembaga pendidikan untuk menyusun kurikulum yang menyeluruh, yang tidak hanya berfokus pada pengembangan aspek kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter moral siswa. Dengan pendekatan ini, pendidikan Islam yang menggabungkan filsafat dakwah akan menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga karakter yang bertanggung jawab, peduli terhadap orang lain, dan memiliki komitmen untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, penerapan nilai-nilai dakwah dalam pendidikan Islam akan menjadi bekal yang sangat berarti untuk menghadapi berbagai permasalahan zaman dengan kebijaksanaan, toleransi, dan kedamaian




PENULIS:
Rifky Alhamdi
Mahasiswa Manajemen Dakwah 2023
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengantar Filsafat Dakwah dan Keilmuan Dakwah

Tanggapan Filsafat Dakwah: Tentang Konsentrasi Zakat, Infak, Shodaqoh dan Wakaf (ZISWAF)